Kamis, 15 Desember 2011

CHANDRAYAAN-1

Moon Exploration Mission
Chandrayaan-1 adalah satelite yang mempunyai misi eksplorasi ke bulan. Misi ini sudah berjalan 2 tahun lalu dan berhenti pada tahun 2010 karena system failure pada satellite. Satellite ini diluncurkan oleh ISRO (Indian Space Research Organization). Chandrayaan diluncurkan di Sriharikota India pada tanggal 22 Oktober 2008.
Chandrayaan-1,selain mempunyai misi untuk eksplorasi bulan, satellite ini juga digunakan untuk ekspreimen-eksperimen ilmiah. Eksperimen yang berhasil dilakukan satellite Chandrayaan-1 ini antara lain
  • Moon Atlas
  • Material Mapping
  • Impact Probe Test
General Specification
Polar Satellite Launch Vehicle  [PSLV]

Height 44 metres (144 ft)
Diameter 2.8 metres (9 ft 2 in)
Mass 294,000 kilograms (650,000 lb)
4 Stages
17 million USD flyaway cost for each launch

Chandrayaan

675 kg at lunar orbit,
523 kg after releasing the impactor,
Cuboid in shape of approximately 1.5 m
Power
solar array, total area of 2.15 x 1.8 m, 750 W
Propulsion
bipropellant stored in two tanks of 390 litres each.


Moon Impact Probe [Impactor]
Moon Impact Probe digunakan untuk mengambil data jatuhnya probe untuk misi Chandrayaan-2. Misi selanjutnya adalah untuk mendaratkan rover craft di bulan.

152 kg the impactor,
oval-shaped with 120mm X 180 mm

_________________________________________________________________

LINTAS ORBIT
Earth orbit 
Pada lintas orbit pada bumi menggunakan banyak lintas orbit. Untuk lintas orbit trans lunar sendiri menggunakan lintas orbit Hohmann. 

Lunar orbit 
Setelah mendekati apogee bumi dan masuk pada pengaruh bulan maka satellite melakukan maneuver untuk bisa mengorbit di bulan dengan mengurangi kecepatanya. Pengurangan kecepatan terjadi pada titik aposelene bulan. Altitude yang dicapai pada akhirnya adalah 100km diatas permukaan bulan.

Berikut ini adalah perhitungan kecepatan yang dibutuhkan dan massa propelan yang digunakan 


Perhitungan ∆V Earth Orbit
apogee
perigee
a
Vp
Va
delV
ket
6671
6671
6671
7.730
7.730


6671
6671
6671
7.730
7.730
1.8438
ganti inklinasi
44271
6671
25471
10.191
1.536
2.4609

44271
6671
25471
10.191
1.536
4.8751
ganti inklinasi
81086
6671
43879
10.508
0.865
0.3172

170971
6671
88821
10.724
0.418
0.2165

273371
6671
140021
10.801
0.264
0.0762

386371
6671
196521
10.839
0.187
0.0378
trans lunar
 Perhitungan ∆V Lunar Orbit
aposelene
periselene
a
Vp
Va
delV
ket
9239.1
2237
5738
1.878
0.455
-0.0010
reduksi kec
9239.1
1992.1
5616
2.012
0.434
0.1338

9239.1
1937
5588
2.046
0.429
0.0334

1992.1
1924.1
1958
1.610
1.555
-0.4356
reduksi kec
1992
1837
1915
1.666
1.537
0.0563

1837
1837
1837
1.634
1.634
-0.0327
reduksi kec
Propelant Consumption

∆V Velocity
Isp
Propellant
km/sec
m/sec

kg
Earth
1.84384
1843.84
450
230.46
2.46095
2460.95
450
288.46
4.87515
4875.15
450
451.29
0.31717
317.17
450
46.80
0.21648
216.48
450
32.30
0.07623
76.23
450
11.56
0.03782
37.82
450
5.76





Lunar
0.00098
0.98
3000
0.10
0.13376
133.76
3000.00
14.11
0.03338
33.38
3000.00
3.56
0.43556
435.56
3000.00
44.57
0.05630
56.30
3000.00
5.99
0.03274
32.74
3000.00
3.49




1138.44



Originally Posted by
Ardian Rizaldi <13609050>
Muhammad Rizal <13609057>
Arifendi Subnafeu <13611603>

CHANDRAYAAN-1

Minggu, 11 Desember 2011

OPTUS D3


Kelompok:
Hendra Yunan                                   13607017
Ahmad Dzaky Hanif                         13607024
Rudi Zelmindo                                  13607058
Nila Husnayati                                  13607061
Adikrisna Riedho Pramono             13608012

TUGAS 3 ASTRODINAMIKA
Presentasi                          : 1 Desember 2011 Jam 12.00-12.30
Pengumpulan Laporan      : 11 Desember 2011

SATELIT OPTUS D3
 


Gambar 1. Satelit Optus D3

 Gambar 2. Roket Ariane 5ECA membawa Optus D3

 
Satelit komunikasi Optus D3 diluncurkan ke orbit operasinya (Geostasioner) menggunakan roket peluncur Ariane 5ECA dari Kourou ELA-3 pada tanggal 21 Agustus 2009. Kourou terletak pada latitude 5.16° Lintang Utara dan longitude 52.65° Bujur Barat.

Peluncuran Optus dibuat dengan asumsi bahwa orbit parkir yang digunakan adalah orbit sirkuler dengan ketinggian 300 km dan inklinasi orbit sebesar latituda peluncurannya (diluncurkan ke arah timur).

 Informasi Spesifikasi (sumber: http://www.orbital.com/newsinfo/publications/optusd3_fact.pdf)
Launch Mass: 2,500 kg (5,500 lb.)
Solar Arrays  : Four panels per array, UTJ Gallium Arsenide cells
Stabilization   : 3-axis stabilized; zero momentum system
Propulsion     : Liquid bi-propellant transfer orbit system; Monopropellant (hydrazine)
            on-orbit system
Batteries        : Two 5140 W-Hr capacity Li-Ion batteries (BOL)
Mission Life  : 15 years
Orbit             : 156 degrees East Longitude
Frequency     : Ku-band
Repeater        : 24 active transponders with 28-for-24 125 W TWTA's (primary transponders)
            and 10-for-8 44 W TWTA's (backup transponders)
Payload Power: 5.0 kW
Antenna         : Two 2.3 m deployable dual-shell gridded shaped reflectors
1.       Sketsa 3 alternatif perpindahan orbit dari orbit parkir sampai dengan orbit geostasioner.

Step Scenario 1
 
Gambar 3. Langkah-langkah pembuatan scenario 1 dengan software STK

Untuk menempatkan posisi terakhir satelit orbit geostasioner berada di sekitar Australia dengan longitude 156° Bujur Barat, maka propagate 3 diberi insert duration trip 3 day.

Scenario 1 (Hohmann Ascending)
 
Gambar 4. Scenario 1 dilihat dari tampak atas (pada gambar kiri atas), tampak depan (pada gambar kanan atas), dan tampak 3D (pada gambar bawah).

Langkah-langkah pembuatan scenario 2 sama persis dengan scenario 1. Akan tetapi,  ada 1 perbedaan yaitu insert propagate 2 ascending untuk scenario 1, sedangkan descending untuk scenario 2. 
 Scenario 2 (Hohmann Descending)
 
Gambar 5. Scenario 2 dilihat dari tampak atas (pada gambar kiri atas), tampak depan (pada gambar kanan atas), dan tampak 3D (pada gambar bawah).
Gambar 6. Langkah-langkah pembuatan scenario 3 dengan software STK
Scenario 3 (Bi Elliptic dengan Descending)
Gambar 7. Scenario 3 dilihat dari tampak atas (pada gambar kiri atas), tampak depan (pada gambar kanan atas), dan tampak 3D (pada gambar bawah).

1.       Alternatif perpindahan orbit yang paling efisien (kebutuhan ∆V total paling kecil).

Menurut hasil perhitungan dari software STK, ΔV dari masing-masing sketsa adalah:

Scenario 1
ΔVx (km/s)
ΔVy (km/s)
ΔVresultan (km/s)
ΔV1
2.429
0
2.429
ΔV2
1.494
0
1.494
ΔV3
-0.057
-0.270
0.276
ΔV total


4.199

Scenario 2
ΔVx (km/s)
ΔVy (km/s)
ΔVresultan (km/s)
ΔV1
2.429
0
2.429
ΔV2
1.494
0
1.494
ΔV3
-0.047
0.284
0.288
ΔV total


4.211

Scenario 3
ΔVx (km/s)
ΔVy (km/s)
ΔVresultan (km/s)
ΔV1
2.641
0
2.641
ΔV2
1.190
0
1.190
ΔV3
-0.2
0
0.2
ΔV4
-0.135
0.264
0.297
ΔV total


4.328

Hasil perhitungan STK tersebut menunjukkan bahwa scenario 1 hohmann dengan nodal naik (ascending) merupakan scenario simulasi alih orbit yang paling efisien karena ΔV total yang dibutuhkan paling kecil.

2.       Hitung kebutuhan V total yang diperlukan.

Scenario 1
(µ=3.986 x 105 km3/s2)
Perhitungan kecepatan dengan menggunakan persamaan vis viva integral:                         
Orbit parkir
a1 = r1 = 6671 km
V1=√(3.986 x 105(1/6671))
V1=7.730 km/s

Orbit transfer Hohmann
rp2 = 6671 km
ra2 = 42238 km
semi major axis, a2=( rp2+ ra2)/2
a2 = (6671+42238)/2
a2 = 24454.5 km
Kecepatan di pericenter:
Vp2=√(3.986 x 105(2/6671-1/24454.5))
Vp2=10.159 km/s

ΔV1 = Vp2 – V1
ΔV1 = 10.159 - 7.730
ΔV1 = 2.429 km/s
Kecepatan di apocenter:
Va2=√(3.986 x 105(2/42238-1/24454.5))
Va2=1.604 km/s

Orbit Geostasioner
r3 = a3 = 42238 km
V3=√(3.986 x 105(1/42238))
V3=3.072 km/s

ΔV2 = V3Va2
ΔV2 = 3.072 – 1.604
ΔV2 = 1.468 km/s

Orbit Akhir (diberi inklinasi sebesar 5.16°)
ΔV3 = V3 – V4
ΔV3 = 3.072 i – (3.072 cos 5.16° i + 3.072 sin 5.16° j)
ΔV3 = 0.012 i – 0.276 j
ΔV3



ΔV3 = 0.276 km/s

#Hasil perhitungan ΔV secara manual di atas menunjukkan hasil yang cenderung sama dengan perhitungan STK

3.       Massa propelan yang dibutuhkan untuk mendapatkan ∆V total 1.462 km/s (dengan asumsi Isp=300s) :




Massa satelit Optus D3 beserta motor roket dan propelannya adalah 1825.4 Kg.

4.       Waktu yang dijalani satelit dari saat manuver pertama (di orbit parkir) sampai dengan saat manuver terakhir (untuk masuk ke orbit operasi).

Perhitungan Manual, Perioda =




Perhitungan STK, Perioda = 10 jam 45 menit


REFERENSI:
http://en.wikipedia.org/wiki/Optus_fleet_of_satellites
http://id.wikipedia.org/wiki/Ariane_5  
http://www.orbital.com/newsinfo/publications/optusd3_fact.pdf